Sabtu, 20 Desember 2014

Review The Quiet Ones. MOVIE TIME!



Assalamu’alaikum.
Halo, Readers!
*Maaf sebelumnya guys, biasanya saya makai kata “saya” di postingan-postingan yang sebelumnya, tapi saya lagi kepengen pake “gue/lo” di postingan kali ini. Kalo nggak suka, gigit saya sekarang. Mungkin karena saya semakin meremaja #plakk, makanya kepengen makai kata ganti “gue/lo”.
Postingan kali ini adalah… jeng jeng jeng. Review film! Yee! *jingkrak-jingkrak*. Tapi maaf yaa kalau disini agak nge-spoiler. Lha? Yang namanya review memang sulit dilepaskan dari yang namanya spoiler.
Sore ini gue baru aja selesai nonton film baru, judulnya The Quiet Ones. Untuk yang belum tahu sama sekali soal film ini, gue udah posting soal film ini beserta sinopsisnya di postingan gue yang sebelumnya.
Film, terutama yang genrenya horror, tidak pernah sepi penggemar. Terbukti, film bergenre horror masih menjadi pilihan utama sebagai tema tontonan. Entah itu film hantu lokal, maupun film hantu internasional. *ketemu hantu beneran baru deh tau rasa*
Nah, barusan sore tadi gue baru aja selesai nonton film hantu *lagi* berjudul The Quiet Ones. Filmnya  baru aja rilis tahun 2014 ini. Masih anget-anget, euy. 

Secara garis besar, film ini nyeritain tentang tiga orang mahasiswa dan satu orang dosen yang melakukan eksperimen untuk menyembuhkan seorang pasien yang mengaku sering melihat sesosok hantu. Tetapi eksperimen ini malah tak membuahkan hasil, dan pada akhirnya berakhir kekacauan dan terbongkarlah siapa hantu yang menggentayangi si pasien.
Pertama nonton, gue excited banget. Kenapa? Gimana nggak excited kalau yang jadi tokoh utamanya adalah SAM CLAFLIN! Yang nggak tau siapa dia, ini dia orangnya.

Astaga, meleleh ngeliatnya >v<
Dan sekali lagi, tulisan “berdasarkan kisah nyata” di bagian awal film, makin menarik perhatian gue.
Film-film yang diangkat dari kisah nyata emang terkadang bisa menarik perhatian para pecinta film, contohnya aja kaya The Conjuring dan Deliver Us From Evil yang masih hanget di list pecinta film.

Jadi, awal cerita saat film dimulai, si profesor alias dosen paranormal bernama Mr. Coupland menawarkan pekerjaan untuk Brian (Sam Claflin) sebagai juru kamera dalam kegiatan penyembuhan pasien yang mengaku sering melihat hantu. Bersama dua mahasiswa lain, Brian menjadi kolega sang dosen dan terpaksa menunda kuliahnya untuk menjalani pekerjaan barunya. 

SPOILER ZONE:
Pas gue nonton film ini, gue udah bisa merasakan sesuatu di antara Brian dan si pasien yang bernama Jane Harper. Pas gue nonton, si Brian udah tatap-tatapan nggak wajar sama si Jane. Yah, ternyata bener, Brian suka sama Jane.

Gue juga ngerasa ada hal yang nggak perlu dimuat dalam film ini, kayak kisah cinta segitiganya Kristina, Harry (dua mahasiswa yang ikutan ekperimen juga), dan si dosen, Profesor Coupland. Meski kisah cinta itu dihilangin, nggak bakalan ngaruh buat jalan ceritanya (menurut gue).
Film ini juga agak susah buat gue golongin sebagai film horor, karena nggak ada hantu sama sekali di sini, melainkan lebih banyak membokar misteri tentang sekte atau ajaran sesat yang merupakan asal-usul kerasukannya si Jane Harper ini.
Tapi gue suka endingnya pas Brian jadi gila dan dia bisa munculin api di tangannya. It's cool. Hoho.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar