Sabtu, 07 November 2015

Sinopsis dan Review Film : Mr. Holmes (2015)

Aloha!
Wah, sudah lama sekali saya tidak menulis blog dan pas buka ini blog debunya sampai keluar screen laptop saya (lebay).

Saya baru aja selesai nonton film yang masih tergolong baru rilis. Kebetulan lagi ada wifi gratis jadi ada kesempatan buat saya download banyak film, sampai-sampai laptop saya jadi lamban gara-gara memorinya full. haha.

Jadi, film yang barusan selesai saya tonton adalah Mr. Holmes.
Mr. Holmes sendiri merupakan film yang disutradarai Bill Condon, diadaptasi dari novel berjudul A Slight Trick of The Mind karya Mitch Cullin dengan menggaet aktor senior terkenal, Ian McKellen.




Berikut adalah sinopsis dari film Mr. Holmes:
Tahun 1947, Sherlock Holmes (Ian McKellen) yang sudah lama pensiun dari pekerjaannya sebagai detektif swasta kini hidup tenang di sebuah desa kecil bersama penjaga rumahnya, Ny. Munro (Laura Linney) dan anaknya Roger (Milo Parker).

Ketika itu, Holmes baru saja pulang dari Jepang menemui Umezaki (Hiroyuki Sanada) yang membantunya menemukan sebuah tumbuhan bernama Prickly Ash yang dipercaya bisa mengembalikan kembali ingatan yang telah memudar. Karena saat itu, analisis Holmes tak sekuat dulu lagi.

Ia berusaha mengkonsumsi Prickly Ash karena dihantui oleh kasus terakhir yang belum sempat ia pecahkan. Holmes hanya ingat fragmen dari kasus tersebut sedikit demi sedikit antara konfrontasi seorang suami dengan istrinya yang tidak stabil karena dua kali telah kehilangan anaknya.

Untuk memecahkan kasus tersebut, Holmes dengan alami dibantu oleh Roger yang ternyata seorang anak yag begitu cerdas di mata Holmes.


Ian McKellen memerankan Sherlock Holmes

 Secara garis besar, Mr. Holmes merupakan film yang cukup bagus menurut saya. Apalagi setelah melihat resensi-resensi film ini di berbagai blog dan website lain, rata-rata memberikan rating 7 atau lebih, dari 10 bintang. Saya sendiri akan memberikan  7,5 bintang untuk film ini.
Seperti biasa, akting Ian McKellen yang memukau dan bisa memerankan tokoh-tokoh hebat membuat saya puas seusai menonton film Mr. Holmes.
Saya juga cukup terhibur dengan kehadiran tokoh Mrs. Munro dan Roger yang turut serta mewarnai kehidupan Sherlock Holmes di masa tuanya.
Laura Linney dapat dengan piawai memerankan sosok Mrs. Munro sekaligus sosok ibu dan pembantu rumah tangga yang menyimpan kekesalan tersendiri terhadap Sherlock Holmes yang sudah renta.

Mrs. Munro yang sering merasa kesal dengan sosok Holmes yang tua renta
Pun demikian dengan Milo Parker sebagai Roger, anak semata wayang Mrs. Munro. Ia dapat dengan baik memerankan sosok anak yang rajin, ulet, dan selalu ingin tahu. Sifat 'keingintahuannya' itu yang membuat Mr. Holmes (dan saya sendiri) merasa kagum dengan sosok Roger. Milo Parker sendiri mengingatkan saya dengan Thomas Sangster a.k.a Newt dari film The Maze Runner.

Sosok Roger begitu cerdas di mata Sherlock Holmes
Secara keseluruhan, film ini merupakan tontonan yang layak untuk mengisi waktu luang Anda atau sekedar menostalgiakan Anda dengan sosok Sherlock Holmes.



**SPOILER ALERT**


Ketika menonton film ini, mungkin hampir sepanjang film saya sempat diserang rasa bingung dan sedikit bosan.
Sampai film akan berakhir pun, saya tidak melihat aksi memukau yang biasa muncul dari sosok Sherlock Holmes. Tidak ada pemecahan kasus, pembunuhan, atau misteri yang 'wow'.
Eits! Jangan kaget dulu.
Di akhir film, barulah saya menyadari rasa bosan yang hinggap ketika saya menonton film ini bukan karena filmnya, tetapi ekspetasi saya yang terlalu tinggi. Saya terlalu mengharapkan aksi sang detektif dalam memecahkan kasus super sulit. Padahal, film "Mr. Holmes" sendiri murni menceritakan tentang kisah hidup Sherlock Holmes yang sudah tua, bagaimana ia melalui hari-harinya dengan penyakit Alzheimer yang bertambah buruk, dan berbagai kesulitan lain yang dialami orang tua pada umumnya.

Sherlock Holmes (Ian McKellen) berusaha mengingat kasus terakhirnya

Pada akhirnya saya menemukan bahwa maksud dari film ini adalah ingin menampilkan kalau Sherlock Holmes yang kita kenal jenius, angkuh, brilian, ternyata tetaplah seorang manusia yang bisa mengalami sakit, menjadi tua, dan ia juga punya rasa kasih sayang.
Intinya, saya merasa sangat senang dan puas setelah menonton film ini. Meski menurut saya Ian McKellen belum maksimal menampilkan sifat angkuh dan 'sok tahu'nya Sherlock Holmes. Tetapi menurut saya film ini sangat layak untuk ditonton, terutama untuk para Sherlockians.